Kamis, 10 Desember 2015

Planeten Salz

(Original text by: Ladislaus Risangpajar)


In einem Restaurant, gibt es eine Dame, die zum Abendessen bestellen will
F:  Kellner! Kommen hier
(Pelayan, kemari)
K:  Guten Tag, Frau. Welche Lebensmittel würden Sie?
(Selamat sore, nyonya. Makanan apa yang Anda inginkan?)
F:  Hmm.. Warten. In diesem Restaurant, was ist das Köstlichste?
(Tunggu sebentar. Di restoran ini, apa yang menjadi andalan?)
K:  Wir haben "Sup Kepala Ular" und "Nasi Goreng Buntut MooMoo". Dann, was würden Sie bestellen?
(Kami punya "Sup Kepala Ular" dan "Nasi Goreng Buntut MooMoo". Lalu, apa yang Anda pesan?)
F:  Ich bestelle "Nasi Goreng Buntut MooMoo"
(Saya pesan "Nasi Goreng Buntut MooMoo")
K:  Ja,frau. Eins “Nasi Goreng Buntut MooMoo”. Bitte warten
(Baik, nyonya. Satu “Nasi Goreng Buntut MooMoo”. Silakan menunggu)

Fünfzehn Minuten später, kamen die Gerichte
K:  Bitte, Frau. Guten Appetit
(Silakan, nyonya. Selamat menikmati)
F:  Danke
(Terimakasih)

Aber, wenn das Essen genießen, das Essen war nicht schmackhaft
F:  Kellner !!! Kommen hier!
(Pelayan !!! Kemari!)
K:  Sorry, Frau. Nennst du mich?
(Maaf, nyonya. Anda memanggil saya?)
F:  Dumm ! Was ist das Essen??
(Bodoh! Makanan apa ini??)
K:  Sorry, Frau. Das ist " Nasi Goreng Buntut MooMoo"
(Maaf, nyonya. Ini adalah “Nasi Goreng Buntut MooMoo”)
F:  Ja, ich weiß. Geschmacklosigkeit!
(Ya, saya tahu. Rasanya tidak enak!)
K:  Hmm... Es ist köstlich, Frau (sambil mencicipi hidangan si Nyonya tanpa minta ijin)
(Enak kok, nyonya)
F:  Du sind nicht höflich!
(Tidak sopan kamu!)
K:  Sorry, Frau. Ich bin hungrig
(Maaf, nyonya. Saya lapar)
F:  Ich möchte du fragen, warum das Essen ist zu salzig (dengan menahan emosi)
(Saya ingin bertanya, mengapa masakan ini sungguh asin?)
K:  Weil Sie in unserem Restaurant, “Planeten Salz” oder Planet Garam”
(Karena Anda berada di restoran kami, “PLANET GARAM”)

-MasRisang-
*Dialog untuk ujian praktik bahasa Jerman SMAN 3 Surakarta tahun 2011 / XII IPA 6

Jumat, 20 November 2015

Filosofi Roda

Lha iki, ncen gagah


Kadang di atas kadang di bawah
Saat di atas tetap sudi menatap ke bawah
Saat di bawah tetap semangat kembali ke atas

                Semangat berputar untuk tetap maju
                Maju untuk mencapai tujuannya
                Tujuan yang berkilo-kilo meter jaraknya

Walau bermimpi jauh ke depan
Tetapi tetap selalu menapak aspal jalanan
Selalu ingat pada tanah berdebu

                Berton-ton beban
                Hingga terkikis habis
    Tidak menyurutkan langkahnya
                
Untuk menuntaskan turunan dan tanjakan
Untuk berkeliling negeri ke negeri
Untuk mencetak jejak yang gagah


 -MasRisang-

Sumber gambar : google.com "Mercedes G63 AMG 6X6"



                

Sabtu, 07 November 2015

Pelangi sesudah Gerimis Rintik

Gerimis rintik-rintik turun di desa Pelangi Permai. Waktu itu sedang berlangsung lomba 17-an antar warga. “Tiga... dua... satu...., mulai!” Perlombaan balap keong pun berlangsung. Keong si Komo bernomor 88 –yang katanya nomor keberuntungan si Komo melesat bagaikan air selokan agak mampet alias tersendat. Ditengah perlombaan yang membosankan itu, si Komo teringat akan Tugas Akhirnya. Maklum, dia adalah mahasiswa tingkat akhir di UniPeM (Universitas Pelangi Permai). Tingkatnya pun bukan tingkat 7 atau 8, tetapi tingkat 14 yang hampir DO atau Drop Out.

Sesampainya di kosan, si Komo disambut kecoa terbang di depan kamarnya dan tahi tikus berserakan (sungguh ini sebagian besar gambaran keadaan kamar kos mahasiswa tingkat tu*a sedang TA). “Shiiittt... Banyak tahi di mana-mana! Lembar judul dikrikiti, lembar pembatas digondhol. Tikus sialan,” kelakarnya mengetahui keadaan itu. Bergegas si Komo memanggil kesepuluh teman sekosannya dengan membuat sayembara, “Barang siapa mau dan sanggup membersihkan kekacauan kamar kos Komo, akan diberi hadiah DINNER bareng.” Dengan ukuran font tulisan “DINNER” sebesar 48, sedangkan kata-kata lain hanya 12. Sontak 10 teman kos yang kelaparan itu langsung terperdaya membantu si Komo hingga kamarnya seperti kamar hotel bintang mawar (ga bagus-bagus amat sih, orang dari gedheg ukuran 3x3).

Malamnya mereka makan malam di kucingan bersebelas sambil cekaka-cekiki bersama ala mahasiswa sok muda. “Boy, gimana TA kalian?” tanya si Boy -salah satu teman si Komo- kepada teman-teman yang lain sampai menghasilkan banyak jawaban, seperti :
“Gua sih lancar, cuy, besok mau revisi bab 5 nih. Udah mau seminar gitu haha,” jawab si Cuy.
“Kalau aku sih masih proses bab 2 nih, dab. Doakan yak,” mohon si Dab.
“Wah... Sukurlah, boy, kalau kalian pada lancar-lancar aja. Lah elu gmn, mo Komo? Kagak move-on kayanya dari lembar judul yang dimakan tikus tadi,” ejek si Boy ke si Komo
“Woee..,” gertak si Dab karena si Komo ngalamun. Sontak si Komo tersadar bahwa dia sedang emut-emut pisang goreng sampai hampir keluar tunas baru.
“Ngalamun aja. Gmn TA, mo?” tanya si Boy ke si Komo. “Tenang cah, yang penting sekarang makan nasi kucing dulu sampai puas. Sebentar lagi aku seminar TA, kok,” jawab si Komo dengan gaya sok diplomatis.

Si Komo Tua

Tiba akhirnya tanggal 16 Agustus malam tahun 2088. Oleh karena yang punya kos adalah bapak RT, jadi si Komo dan teman-teman kosnya diajak ikut tirakatan. Sampai pengumuman pemenang lomba-lomba 17-an tiba, si Komo teringat telah meninggalkan keong kebanggaannya demi melanjutkan Tugas Akhirnya. “Waduh, gimana nih nasib keong ku?” pikir si Komo. Pak RT lalu mengumumkan pemenang lomba, “Yak juara ketiga lomba balap keong adalah si Skripsi (anak pak RT), juara kedua adalah si Sidang (sahabat si Skripsi). Oke, siap-siap ya, pemenang yang pertama adalah...........”

*eitss.. mau tahu hadiah bocah-bocah tadi? Oke dijelasin di sini, si Skripsi karena dapet juara tiga dia dapat hadiah kertas 1 rim (untuk print laporan katanya). Kalau si Sidang dapet hadiah pensil HB dan pensil 2B (katanya buat ikutan tes cari kerja). Lanjut ceritanya...

“Oke, siap-siap ya, pemenang yang pertama adalah........... si KOMO,” seru pak RT. Plok...plok...plok... Ucapan selamat mengalir deras ke si Komo sebagai pemenang lomba. Majulah dia ke panggung dan mendapatkan hadiah. Hadiah apa itu? Hadiah yang didapat si Komo adalah seperangkat toga dan sebuah gelar “,ST” dari pak RT. “Selamat ya, mo. Sekarang udah lulus, semoga sukses ya. Temen-temenmu ini semoga menyusul,” seru teman-teman agak-seperjuangan TA-nya. Sampai si Komo menangis hingga membasahi mata, pipi dan rambutnya.

He?! Rambut?! Mana bisa air mata naik ke rambut. Usut punya-usut, ternyata air mata tersebut merembes melalui kain yang sedang digunakannya sebagai alas tidur. Sungguh mengenaskan karena ia sedang tertidur dan bermimpi akan kelulusannya. Terbangun dan melihat kamar teman-teman sekosannya, sekarang terisi “anak-anak botak” alias mahasiswa baru.

Sejak saat itu, si Komo menjadi rajin ketik-ketik pakai Microsoft Word, rajin ke jasa print untuk print laporannya, rajin ke kampus konsultasi dengan dosen pembimbing TA, tak lupa sambil cari-cari lowongan tempat dia akan berkarir seusai dengan keinginan / passion-nya. Sampai akhirnya di akhir tahun 2088 si komo lulus sebagai ST (Sarjana Tua) di UniPeM.

Akan tetapi, itu hanya awal. Awal si Komo menyandang predikat “Pengangguran”. Semangat kawan, inilah awal hidup baru di akhir perjuanganmu berkutat dengan kuliah. 


Pelangi sesudah Gerimis Rintik

-MasRisang-

Sumber gambar : google.com ; koleksi pribadi

Kamis, 07 Mei 2015

JINGUK !!!

(Jingu’ Langitku)


Sempat terlintas
Garis guratan senyum menoreh bibir
Lelahkah engkau mengitariku hari ini
Kawan setia, payung teduhku..

Belakangan ini, sadarkah dirimu ada yang perhatikan?
Pancaran semangat yang membara hati
Eloknya tarian sepoi angin
Asyiknya hari ini

Ohhh.. hangatnya suasana menutup hari
Dengan lukisan indah tanpa batas
Jingga..
Ungu..
darimu, Langitku

Senja Jingu', Jingga Ungu

-MasRisang-

Sumber gambar : koleksi pribadi, brooo