Suatu saat pernah terlintas
untuk mencari alasan mengapa saya terlahir dan hidup hingga sekarang?
Duduk termenung tiada arah
jelas apa yang dipikirikan. Seketika terlintas bahwa saya hidup karena ada
orang tua. Orang tua hidup karena ada leluhur. Leluhur hidup karena ada kuasa
Tuhan.
Suata saat pernah terlintas
untuk mencari alasan mengapa saya tidak mencoba untuk membuat kehidupan
sendiri?
Mata tiada fokus pada hal di
depan saya. Pikiran berpikir keras dengan segala daya upaya PRIBADI. Seketika
terlintas, dari mana dan bagaimana saya akan membuat “manusia” ciptaan saya
sendiri?
Dari batu? Hmm, batu milik
Tuhan. Dari udara? Hmm, udara milik Tuhan. Dari luar angkasa? Hmm, luar angkasa
milik Tuhan.
OOOOOHHHH!!!!! Dari “bahan”
hasil penggabungan unsur-unsur kimia buatan SAYA SENDIRI. (hening sejenak) Hmm,
semua unsur kimia di tabel periodik milik Tuhan.
Bodohh!!! (terlempar oleh dan
untuk saya sendiri, suatu kata mutiara tersebut)
Tuhan ciptakan alam semesta,
Tuhan ciptakan isinya, Tuhan ciptakan kita
Tuhan miliki alam semesta,
Tuhan miliki isinya, Tuhan miliki kita
Apa yang dapat kita
ciptakan? Apa yang dapat kita miliki?
Semua yang tersedia adalah
titipan dan pinjaman dari-Nya
Tersadar bahwa saya hanyalah
butiran debu, bahkan debupun tidak bisa kita miliki
Debu pun mungkin tidak
menganggap kita sebagai sesamanya
Debu dari segala debu debu
debu debu debu........
Hina dari segala hina yang
terhina
Rendah dari segala yang
terrendah
Hanyalah Engkau yang Maha
segalanya
Terimakasih Tuhan, telah
membangunkan saya dari mimpi konyol dan menyadarkan saya dari harapan konyol :)
Menyadari kerapuhan saya dan
meyadari keagungan Tuhan begitu terasa luar biasa.
Terimakasih Tuhan karena
saya masih diperkenankan masuk dalam kawanan domba-domba unyu-Mu :)
BEST
EXPERIENCE EVER :)
NB: Penulis pernah membaca, bahwa pengalaman seperti ini
muncul serasa kita tenggelam dalam suatu meditasi. Meninggalkan dunia untuk menemui
dunia baru. Di saat kita sebagai manusia menyadari betapa tidak ada apa-apanya
tanpa kebesaran Tuhan dan menyadari betapa agungnya Pencipta alam semesta ini.
Setelah “terbangun” akan merasa “WOW” (yang tidak dapat diungkapkan kata-kata,
intinya serasa kita baru saja terlahir sebagai manusia baru di dunia).
Dan bahagianya, penulis telah merasakan penglaman ini
sekali (sekitar pertengahan tahun 2011). Dan merasakan “WOW” tadi, walaupun
(sayangnya) hanya sebentar, dan kembali seperti biasa, kembali menjadi
“manusia” yang berbuat “hobinya”. Dasar manusia -.-‘
-MasRisang-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar