Minggu, 27 Juli 2014

Hei sombong, lekaslah sadar dan terbangun

Suatu saat pernah terlintas untuk mencari alasan mengapa saya terlahir dan hidup hingga sekarang?
Duduk termenung tiada arah jelas apa yang dipikirikan. Seketika terlintas bahwa saya hidup karena ada orang tua. Orang tua hidup karena ada leluhur. Leluhur hidup karena ada kuasa Tuhan.

Suata saat pernah terlintas untuk mencari alasan mengapa saya tidak mencoba untuk membuat kehidupan sendiri?
Mata tiada fokus pada hal di depan saya. Pikiran berpikir keras dengan segala daya upaya PRIBADI. Seketika terlintas, dari mana dan bagaimana saya akan membuat “manusia” ciptaan saya sendiri?
Dari batu? Hmm, batu milik Tuhan. Dari udara? Hmm, udara milik Tuhan. Dari luar angkasa? Hmm, luar angkasa milik Tuhan.
OOOOOHHHH!!!!! Dari “bahan” hasil penggabungan unsur-unsur kimia buatan SAYA SENDIRI. (hening sejenak) Hmm, semua unsur kimia di tabel periodik milik Tuhan.
Bodohh!!! (terlempar oleh dan untuk saya sendiri, suatu kata mutiara tersebut)

Tuhan ciptakan alam semesta, Tuhan ciptakan isinya, Tuhan ciptakan kita
Tuhan miliki alam semesta, Tuhan miliki isinya, Tuhan miliki kita
Apa yang dapat kita ciptakan? Apa yang dapat kita miliki?
Semua yang tersedia adalah titipan dan pinjaman dari-Nya

Tersadar bahwa saya hanyalah butiran debu, bahkan debupun tidak bisa kita miliki
Debu pun mungkin tidak menganggap kita sebagai sesamanya
Debu dari segala debu debu debu debu debu........
Hina dari segala hina yang terhina
Rendah dari segala yang terrendah
Hanyalah Engkau yang Maha segalanya

Terimakasih Tuhan, telah membangunkan saya dari mimpi konyol dan menyadarkan saya dari harapan konyol :)
Menyadari kerapuhan saya dan meyadari keagungan Tuhan begitu terasa luar biasa.
Terimakasih Tuhan karena saya masih diperkenankan masuk dalam kawanan domba-domba unyu-Mu :)

BEST EXPERIENCE EVER :)

NB: Penulis pernah membaca, bahwa pengalaman seperti ini muncul serasa kita tenggelam dalam suatu meditasi. Meninggalkan dunia untuk menemui dunia baru. Di saat kita sebagai manusia menyadari betapa tidak ada apa-apanya tanpa kebesaran Tuhan dan menyadari betapa agungnya Pencipta alam semesta ini. Setelah “terbangun” akan merasa “WOW” (yang tidak dapat diungkapkan kata-kata, intinya serasa kita baru saja terlahir sebagai manusia baru di dunia).
Dan bahagianya, penulis telah merasakan penglaman ini sekali (sekitar pertengahan tahun 2011). Dan merasakan “WOW” tadi, walaupun (sayangnya) hanya sebentar, dan kembali seperti biasa, kembali menjadi “manusia” yang berbuat “hobinya”. Dasar manusia -.-‘


-MasRisang-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar